RADARKHATULISTIWA- Sejumlah warga Kota Pontianak mengaku kesulitan mendapatkan gas elpiji 3 kilogram. Meski di sekitar pemukiman terdapat pangkalan resmi, stok tabung bersubsidi kerap kosong saat warga membutuhkannya.
Sapri (60), warga Gang Sawo, menuturkan dirinya beberapa kali gagal memperoleh elpiji di pangkalan meski pasokan disebut rutin masuk. Pada Selasa (9/9/2025), ia bahkan harus membeli gas di SPBU Jalan Martadinata.
“Depan gang saya ada pangkalan, tapi nggak bisa dapat. Makanya saya beli di sini,” ujarnya.
Menurut Sapri, kelangkaan tersebut bukan disebabkan pasokan terbatas, melainkan adanya praktik penyaluran yang tidak sesuai aturan.
“Gas nggak mungkin langka. Pangkalan seminggu bisa dapat 300 tabung, masa 100 saja nggak bisa melayani. Yang jual itu yang nggak benar,” tegasnya.
Ia juga menyoroti perbedaan harga yang muncul di lapangan. Harga resmi elpiji 3 kilogram di pangkalan ditetapkan Rp18.500 per tabung, namun ada penjual yang menjual hingga Rp19 ribu.
“Harga mereka beda dengan pangkalan,” katanya.
Sapri berharap pemerintah memperketat pengawasan distribusi agar gas bersubsidi lebih tepat sasaran. Ia menilai dulu sistem distribusi lebih tertib karena warga diwajibkan menunjukkan KTP dan antre sesuai wilayah masing-masing.
“Sekarang penjualannya yang nakal. Saya lihat yang ambil bukan warga situ. Jadi yang seharusnya dapat malah nggak kebagian,” tambahnya.
Ia juga menduga banyak warga dari luar daerah membeli elpiji di pangkalan sekitar tempat tinggalnya. Kondisi itu membuat warga setempat semakin sulit memperoleh tabung.
“Tidak sesuai daerah masing-masing. Pangkalan ada di Kampalas, di Jalan Pemda, di dalam Gang Sawo juga ada beberapa. Tapi yang bisa ngasih cuma di sini,” tutupnya.
